Rabu, 20 Januari 2010

Sudah jailbreak, terus ngapain?

Oke, tentu saja saya tidak akan membiarkan iPhone saya ter-”penjara” begitu saja. Dan, tentu saja saya tidak akan menceritakan bagaimana cara jailbreak – sebab itu akan mengulang-ulang rincian di berbagai forum yang membahas dengan detail. Saya lebih tertarik untuk mengenang bagaimana saya memanfaatkan kebebasan sang iPhone dari penjaranya. Berikut ini saya catat secara urut-abjad; aplikasi dan tweak yang mengarah pada sistem. Untuk aplikasi ‘beneran’ akan saya ketik di tulisan lain. Saya memakai iPhone 2G dengan firmware 3.1.2.

Pertama, di iPhone saya itu terpasang Cydia. Apaan tuh? Ini semacam ‘apple store’ tapi source-nya bukan sepenuhnya dari Apple. Saya bisa menambahkan berbagai repositori sendiri di sini, silakan googling untuk mencari recommended Cydia repository.

Dari Cydia ini saya pasang komponen afc2add. Kabarnya ini adalah komponen yang suka kelewat ngga dimasukin waktu proses jailbreak. Gunanya agar PC saya bisa ‘membaca’ iPhone lewat koneksi USB.

Sudah itu saya juga pasang yang namanya AppSync, konon untuk membuka ‘jalur’ antara iPhone versi jailbreak dengan iTunes, supaya aplikasinya bisa di-sinkronisasi dari iTunes. Saya sendiri ngga pernah memakai iTunes, saya lebih memilih manajemen file dari pihak ketiga. Nanti saya akan ketik juga apa saja yang saya pakai.

Selain itu saya pasang Backgrounder. Ini seru supaya iPhone bisa multi-tasking. Jadi waktu suatu aplikasi dibuka, saya bisa tekan tombol home beberapa detik. Nanti akan muncul pop-up ‘backgrounding enabled’. Si aplikasi akan minimize – terasa kalau dipanggil lagi dia akan cepat sekali loadingnya, ngga usah inisialisasi lagi (tentu ini menyita RAM yang sedikit itu). Saya suka menjalankan QuickOffice saya dalam mode ini. Untuk men-disable backgrounding, waktu aplikasi terbuka, tekan lagi home agak lama, maka muncul pop-up ‘backgrounding disabled’ dan aplikasi akan tertutup. Memori akan bebas, bisa dipakai untuk aplikasi lain.

Seharusnya saya juga pasang Kirikae, tapi belum saya lakukan mengingat keterbatasan RAM. Dengan Kirikae ini saya mestinya bisa langsung pindah antar-aplikasi yang di-background tanpa harus ke springboard (home screen).

Berikutnya, berhubung saya punya iPhone masih 2G, saya perlu memasangEnable MMS for 2G and 3.1 dari repository Cydia. Nanti dia akan sekalian memasang MMS & Tethering Service sebagai prasyaratnya. Sayang sekali, dalam versi tethering itu sudah dimasukin setting untuk AT&T, provider di Amrik sono (ngga jelas juga apa karena ini iPhone belinya di Amrik ya). Untungnya ada yang berbaik hati menyediakan versi Indonesianya di http://iphone-notes.de/mobileconfig yang sudah menyediakan custom profile untuk operator di Indonesia (saya pakai Indosat, Telkomsel ada juga).

Nah, yang juga saya suka, adalah iBluetooth untuk mengaktifkan transfer file lewat koneksi bluetooth. Bawaan iPhone, bluetooth diset untuk hanya koneksi ke handsfree. Dengan iBluetooth ini hampir semua gadget bisa dikoneksikan ke iPhone lewat si ‘gigi biru’.

Yang sebelum-sebelumnya saya pasang juga adalah Installous. Ini dipakai untuk menginstall aplikasi dari hackulo.us – yang saat ini lagi dibatasi aksesnya dengan password untuk kalangan terbatas. Tapi tetap berguna, karena saya bisa taruh semua file .ipa ke folder /private/var/mobile/Library/Downloads di iPhone, lantas saya buka si Installous ini. Nanti dia akan tampilkan semua daftar .ipa dalam folder tersebut, tinggal tap – lalu pilih opsi install dan… Tada! Akibatnya saya bisa download file .ipa dari download.pandaapps.com lalu saya pasang lewat cara ini.

Kemudian saya perlu iPhone Delivery, gunanya untuk memastikan SMS yang saya kirim sudah sampai atau belum. Sepertinya Mas Steve menganggap semua jaringan di dunia ini baik-baik saja sehingga semua data bakal terkirim. Untung ada yang sadar dengan kondisi traffic data di negara berkembang, sehingga membikin aplikasi ini. Menarik, kalau SMS gagal terkirim akan ada tanda pentung warna merah di sebelah SMS, jadi saya bisa kirim ulang sampai berhasil. Ini berguna banget di musim lebaran ketika semua orang kirim SMS hampir serentak.

Yang juga saya suka, adalah iPhone VM 2, ini semacam virtual memory untuk iPhone. Jadi si iPhone itu punya kapasitas RAM yang terbatas, maka kalau saya buka banyak aplikasi (pakai backgrounder) bakalan habis tuh RAM-nya. Nah, aplikasi VM ini mengalokasikan space di harddisk (solid state disc kali ya) sebagai RAM. Saya pakai yang versi 2 karena dia dinamis, bisa tambah-kurang sesuai keperluan aplikasi. Kalau yang versi 1 masih statis, dia pasang 256MB saja.

Dan karena kebiasaan saya mengaktifkan opsi Auto-Lock untuk menghemat batre, saya perlu pasang Keep Awake. Ini berguna mempertahankan koneksi Wifi meskipun iPhone dalam kondisi Locked. Jika tidak memanfaatkan fitur ini, koneksi Wifi akan putus waktu auto-lock itu berjalan. Ngga lucu kalau lagi update email terus berhenti, atau terpkasa bolak-balik matiin fitur auto-lock.

Saya juga mengikuti saran di banyak forum untuk memasang Mobile Terminal. Sistem di iPhone mirip-mirip Unix, lengkap dengan user root dan style “/” sebagai direktori awalnya. Saya tidak banyak pakai Mobile Terminal ini, pemakaian pertama dan satu-satunya adalah untuk mengganti password default root dan mobile, supaya agak aman kalau lagi koneksi ke Wifi di tempat umum. Setiap jailbreak akan meninggalkan password yang sama untuk koneksi sebagai root, dan itu berbahaya kalau ada yang iseng SSH ke iPhone saya lalu mengutak-utik filesystem di dalamnya.

Sebagai pemula pengguna iPhone, bolak-balik saya buka Cydia untuk mencari aplikasi yang cocok buat saya. Payahnya, Cydia suka update sendiri ke servernya, bikin lama loading. Untung saya temukan saran untuk memasangNoCyfresh, supaya Cydia ngga cari update setiap loading. Update bisa dilakukan manual, lewat opsi Refresh di tab update Cydia.

Nah, yang tadi saya tulis itu, Open SSH, ini wajib banget buat saya. Lewat aplikasi satu ini, port untuk ssh ke iPhone bisa dibuka jadi saya bisa pakai putty atau winscp ke iPhone. Parahnya, saya suka lupa mematikan openSSH ini, jadi kalau lagi di area Wifi bisa-bisa orang menyusup masuk ke filesystem saya. Makanya saya ganti password root dan untung ada SBSettings yang bisa mematikan openSSH saya dengan dua kali elusan mesra di layar :)

Meski belum kebayang untuk apa gunanya, saya pasang Safari Download Manager. Jadi browser bawaan iPhone (safari, tentu, kan keluaran Apple) bisa download file untuk langsung disimpan dalam iPhone. Berhubung kapasitas dalam iPhone saya rada mungil, saya belum pakai fitur ini, di-install sekedar jaga-jaga aja.

Kemudian yang tidak boleh ketinggalan adalah SBSettings. Setidaknya ada lima fitur yang sangat berguna bagi saya. Pertama, ada opsi toggle. Ini yang paling menyenangkan dari SBSettings, saya bisa langsung disable/enable (toggle) OpenSSH dan keep awake dari tampilan SBSettings ini. Kedua, saya bisa menyembunyikan icon aplikasi apapun supaya tidak muncul di springboard. Ini saya pakai untuk menyembunyikan icon iTunes dan AppStore yang sampai kapanpun tidak akan pernah saya pakai :P Ketiga, saya bisa respring dari tampilan SBSettings. Respring adalah istilah me-refresh Springboard, tidak sampai restart tapi cuman refresh tampilan saja. Keempat, ada opsi Processes. Di sini saya bisa lihat semua aplikasi yang sedang menggunakan RAM. Bisa saya bunuh yang tidak perlu, lalu tap ‘Free Memory’. Kalo digabung VM 2, saya bisa menikmati iPhone yang lebih smooth. Kelima, ada pilihan Docking aplikasi. Jadi, aplikasi yang disembunyikan icon-nya di springboard, bisa ditampilkan di sini. Saya gunakan untuk menyimpan icon Cydia, Installous, dan Settings – supaya mengurangi resiko kalau ada yang ujicoba iPhone dan salah-salah nge-tap opsi di Settings.

Lalu ada lagi yang namanya Supreme Preferences, ini seru juga, ada puluhan opsi tersembunyi yang bisa diatur dari sini. Saya suka dengan pilihan untuk ‘restrict application from deletion or moving’. Supaya kalau lagi lupa mencet icon kelamaan, dia ngga langsung goyang inul dan muncul tanda silang yang bisa dipakai meng-uninstall aplikasi tersebut.

Saya agak iseng waktu pasang USB Drive. Ini untuk membuat sebagian partisi di iPhone menjadi flash disk. Lumayan kalau ketemu PC yang ada file menarik, bisa langsung tancap, nanti belakangan saya pindahin ke notebook saya. Persis kayak flash disk.

Terus, meski saya ngga perhatikan bedanya, saya pasang Volume Boost. Konon bisa memperkuat volume suara, tapi berhubung kuping saya tidak sensitif, saya tidak tahu benar bedanya sebelum dan sesudah menggunakan tweak ini. Yang pasti, sekarang saya lebih sering dengar kalau ada incoming call…

Terakhir, sekedar iseng, saya pasang Winterboard. Sebetulnya bisa dipakai untuk gonta-ganti themes, tapi saya belum ketemu theme yang menarik sesuai jiwa saya. Namun untuk mengaktifkan Volume Boost kudu pakai Winterboard. Saya juga iseng download SMS tone “Excuse me Boss, you have a text message” buat lucu-lucuan. Fitur yang saya pakai dari Winterboard ini adalah ‘transparent dock’ sehingga barisan dock di bawah layar iPhone saya seolah menyatu dengan pasukan di atasnya.


ni dikutip dari sisawaktu.wordpress.com

jailbreak ipod touch

mungkin istilah jailbreak sudah sering terngiang ngiang ditelinga anda.namun bagi sebagian orang,jailbreak adalah hal yang haram karena orang tersebut takut kehilangan garansi ipod touch or iphone yang dia miliki.namun asal tau aja.garansi akan tetap berlaku untuk ipod touch or iphone yang pernah dijailbreak.tapi dengan syarat sebelum digaransiin restore dulu firmware ipod touch or iphone anda.caranya pada itunes klik restore pada device anda.

lalu apa saja keutungan dari jailbreak ipod touch itu sendiri?keuntungan dari jailbreak itu yaitu kita bisa membebaskan penjara pada gadget kita.loh kok????yap itulah produk apple.mereka tak diijinkan untukmenggunakan game or aplikasi yang tidak berasal dari itunes store.sedangkan aplikasi yang ada pada itunes store tersebut gak semuanya gratis.hampir semua aplikasi n game yang bagus n full version itu bkita wajib beli.kisaran harganya sih gak begitu mahal.paling $0,9 - $10.tapi bandingkan dengan gadget yang sudah dijailbreak.kita bisa mendapatkan aplikasi or game yang hampir semuanya bayar tersebut dengan gratis.....jadi sama kan kayak penjara.kalo pengen fasilitas yang lebih ya kudu bayar.

jailbreak ada berbagai macam cara.salah satunya bayar sekitar 100-350 ribu rupiah ditoko yang menyediakan jasa jailbreak.busyeeeee.........tttttttttttttt mahal banget!!!!!!!!!!tapi tenang aja,kalo kalian mau sedikit repot sekalian lebih mengenal gadget kalian lebih dekat,kalian bisa kok jail break gadget kalian by ur self!!!!!!!!!yup bener banget kalian bisa menghemat uang tadi dengan sedikit menyisakan waktu untuk membebaskan penjara pada gadget kita.


gimana caranya lain kali aku jeberkan.ok